Jalan-Jalan Sore ke Simpang Lima Gumul Kediri
Perjalanan dari rumah, angin sore menyapa wajahku. Sepanjang jalan, suasananya adem, banyak juga yang tampaknya punya pikiran sama sepertiku menikmati senja. Semakin dekat ke lokasi, suasana mulai ramai. muda mudi, keluarga, bahkan pedagang kaki lima mulai bermunculan. Ya, Simpang Lima Gumul memang magnet bagi siapa pun yang ingin melepas penat di Kediri.
Begitu sampai, mataku langsung tertuju pada bangunan megah yang jadi ikonnya Kediri ini. Bentuknya mirip Arc de Triomphe di Paris, tapi dengan sentuhan khas lokal. Di sekelilingnya ada relief yang menggambarkan sejarah dan kebudayaan Kediri, membuat pengunjung seakan-akan langsung masuk cerita jaman dahulu.
Aku parkir motor dan ikut larut dalam suasana. Banyak orang duduk santai di rerumputan, anak-anak lari-larian, dan pasangan muda yang asyik berfoto dengan latar belakang monumen yang menjulang tinggi itu. Aku pun nggak ketinggalan, ambil HP dan jepret beberapa foto kedua anak kami. Mumpung langit lagi cantik banget.
Yang bikin betah, di sekitaran Simpang Lima Gumul Kediri juga banyak jajanan. Aku mampir ke penjual kaki lima dan membeli cemilan kacang rebus, pentol cilok dan tahu petis untuk teman bersantai dihalaman. Duduk di depan monumen, makan sambil lihat matahari pelan-pelan tenggelam, rasanya damai banget.
Satu hal yang aku suka dari wisata ini adalah energinya. Meski ramai, tapi tetap terasa santai. Nggak ada yang terburu-buru. Semua orang seolah sepakat bahwa sore hari adalah waktu terbaik untuk menikmati hidup, walau cuma sebentar.
Menjelang maghrib, lampu-lampu mulai menyala dan monumen itu makin terlihat keren. Tapi karena udah janji pulang nggak terlalu malam, kami putuskan segera pulang agar tidak terlalu malam dijalan. Sebelum pulang, aku sempatkan satu kali lagi memandang bangunan itu, sambil dalam hati bilang: "Sampai ketemu lagi,
Posting Komentar